Program Terestrial

Konservasi Lahan Gambut

Lahan gambut
Sungai Koran Kamp restorasi lahan gambut yang memantau flora dan fauna di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah, Indonesia. © Markurius Sera

Melindungi dan memulihkan lahan gambut Indonesia adalah kunci untuk mencapai target pengurangan emisi pada tahun 2030.

Ekosistem lahan gambut sangat penting untuk penyimpanan karbon dan menyediakan beragam jasa ekosistem, termasuk habitat bagi keanekaragaman hayati, pengaturan air, dan pengendalian polusi

Muara Siran's Peatland Ecosystem Sepertiga dari total luas lahan gambut di Kalimantan Timur bisa ditemui di Muara Siran. Ekosistem rawa gambut daratannya unik dan masih alami, serta memberikan jasa lingkungan yang tinggi bagi manusia, keanekaragaman hayati, dan iklim.

Indonesia merupakan lokasi penting lahan gambut, dan merupakan rumah bagi sepertiga total lahan gambut tropis. Ekosistem lahan gambut sangat penting untuk penyimpanan karbon dan menyediakan beragam jasa ekosistem, termasuk habitat bagi keanekaragaman hayati, pengaturan air, dan pengendalian polusi.  Namun demikian, lahan gambut yang terdegradasi dan dikeringkan diperkirakan mengeluarkan 1,9 Gigaton CO2e setiap tahunnya, setara dengan 5% emisi gas rumah kaca (GRK) antropogenik global, sehingga memperburuk dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, pembasahan lahan gambut diperlukan untuk memulihkan fungsi hidrologis ekosistem lahan gambut yang terdegradasi dan mengembalikannya menjadi penyerap karbon dari sumber karbon.

Download

Protocol for Measuring Soil Greenhouse Gas Fluxes

Studi terkait emisi GRK penting dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dan basis data, khususnya di gambut tropis.

Unduh

Lahan gambut berkontribusi hingga 74% dari total potensi mitigasi Solusi Iklim Alami (Natural Climate Solution/NCS) di Indonesia (Novita dkk. 2024). Melindungi dan memulihkan lahan gambut Indonesia adalah kunci untuk mencapai target pengurangan emisi pada tahun 2030. Di Pulau Kalimantan, Indonesia, lahan gambut tropis dengan luas 5,4 juta hektar menunjukkan kemampuan penyimpanan karbon yang luar biasa.  Lahan gambut ini dapat mencapai kedalaman hingga 6 meter, menyimpan sekitar 3000 MgC per hektar. Di beberapa lokasi yang terpencil, gambut bahkan bisa mencapai kedalaman 10-18 meter dan menyimpan lebih dari 6000 MgC per hektar. Cadangan karbon yang sangat besar di lahan gambut ini sangat penting untuk memahami dinamika karbon global dan perannya dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Kalimantan Barat termasuk dalam lima provinsi teratas selain Kalimantan Tengah, Riau, Sumatera Selatan, dan Papua yang memiliki peluang terbesar.

Pengembangan ilmu pengetahuan kami tentang lahan gambut

  • 1

    Pemantauan emisi karbon dan GRK jangka panjang untuk kuantifikasi penghitungan GRK yang lebih baik di lahan gambut tropis di Kalbar dan Kaltim

  • 2

    Studi sejarah laju akumulasi karbon di lahan gambut pedalaman dan pesisir di Kalimantan, Indonesia

  • 3

    Penelitian kolaboratif pemantauan emisi GRK untuk mengevaluasi dampak restorasi gambut di Jambi

  • 4

    Publikasi ilmiah dan panduan

  • 5

    Restorasi lahan gambut berbasis masyarakat di Desa Mempawah