Yervina

Perspektif

Yervina: Jelajahi Potensial Ekowisata untuk Masa Depan Komunitasnya

“Mimpi saya untuk Kampung Merabu, Kampung Merabu lebih maju lagi, lebih baik, memiliki sumber daya manusia yang lebih baik di bidang ekonomi maupun di bidang keterampilan dan bisa meningkatkan kehidupan ekonomi di dalam masyarakat. Lebih maju lagi dari yang sekarang ini.” - Yervina, Bendahara BUMKam Lebo ASIK

Yervina bukan tokoh asing bagi masyarakat Kampung Merabu, Berau, Kalimantan Timur. Berperan sebagai seorang guru sekolah dasar di SDN 001 Merabu, Yervina juga dikenal sebagai sosok karismatik yang dengan luwes menuntun ibu-ibu kampung dalam kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK.

Ia mengaktifkan kegiatan kelompok kerja PKK seperti membuat kebun apotek hidup berupa tanaman obat yang bisa berguna dalam keseharian. Setiap kebun tanaman obat keluarga atau toga ini berisi 30 tanaman obat lokal, memberikan pelatihan keterampilan memasak dan menjahit, serta mengorganisir anggota PKK dalam operasional ekowisata Merabu, yaitu menyediakan konsumsi bagi wisatawan.

Di sisi lain, Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Lebo ASIK mengenal perempuan cendekia ini sebagai sosok berjasa yang menyelamatkan insitusi mereka dari krisis finansial. Memilki latar belakang akademik di bidang akuntansi dan berpengalaman mengelola usaha sembako, Yervina diminta oleh suaminya yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Kampung Merabu. Pada saat itulah, diketahui, BUMKam terancam karam meskipun telah menerima suntikan dana tiga kali. Berperan menjadi bendahara BUMKam, Yervina mengidentifikasi isu yang menyebabkan hal ini. Tak lain karena besar pasak daripada tiang. Pencatatan keuangan yang tidak tertib juga memperburuk keadaan ini.

Ia pun melakukan beberapa perubahan, salah satunya dengan—mau tidak mau—menurunkan gaji bulanan para pengelola BUMKam. Cara ini terbukti mampu menstabilkan kondisi keuangan BUMKam. Tidak hanya itu, operasional usaha-usaha di bawah BUMKam ini menjadi lebih efisien dan berkelanjutan. BUMKam Lebo ASIK memberikan medium bagi masyarakat untuk bergotong royong mengelola sumber daya alam menjadi beberapa usaha. Hal ini sangat penting karena sebagian besar dari usaha-usaha tersebut berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya alam.

Alam Merabu untuk warga Merabu

Terletak di dalam kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat, alam Kampung Merabu yang indah menjadi tumpuan kehidupan warganya. Hutan Merabu menjadi sumber pangan dan obat-obatan. Danau Nyadeng yang magis dengan semburat warna biru kehijauan di tengah Hutan Merabu, tak hanya menjadi magnet wisatawan, tetapi juga sumber air bagi masyarakat kampung.

Gunung Ketepu dan Gua Bloyot juga selalu ada di dalam daftar kunjungan wajib bagi para petualang. Wisatawan domestik maupun mancanegara tak segan untuk masuk jauh ke dalam hutan, mendaki bukit dan tebing gua, demi menemukan keindahan yang memukau sekaligus bernilai historis tinggi. Gua Beloyot, contohnya, merupakan peninggalan jejak masa purba, memiliki lukisan tangan di dinding gua yang khas.

Potensi aset dan sumber daya alam yang bernilai inilah yang menjadi alasan utama bagi warga Kampung Merabu untuk mampu mengelolanya secara berkelanjutan. Sejak 2018, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) terus memberikan dukungan terhadap penguatan kelembagaan BUMKam Lebo ASIK. Bersama mitra-mitra dari pihak pemerintah, swasta, dan LSM, YKAN menggunakan pendekatan Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP) untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengelola BUMKam, khususnya mengelola ekowisata di Merabu.

Usaha ekowisata Merabu menjadi salah satu denyut nadi ekonomi Kampung Merabu. Saat ini terdapat 15 pemandu, 15 pemilik homestay, dan para anggota PKK yang bertugas sebagai penyedia konsumsi. Pendapatan dari hasil ekowisata ini pun bisa dirasakan langsung oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya, baik pemandu ataupun pemilik homestay. Pariwisata dapat membantu memberi penghasilan bagi keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan harian maupun pendidikan anak.

Meski juga terdampak pandemi, terutama dari sisi ekowisata, Yervina tetap optimistis dalam mengelola dana BUMKam. Hatinya bungah, kala mengetahui BUMKam dapat hadir untuk menjawab persoalan hidup warga.

Orang tua tunggal yang gigih berjuang membesarkan ketiga anaknya setelah mendiang suaminya wafat setahun silam ini menebarkan semangat dan harapan masyarakat Kampung Merabu untuk berdikari. Kini ia tengah mencetak generasi penerus, kader harapan untuk dapat meneruskan langkah yang telah dirintisnya. Demi Merabu yang lestari, kehidupan warganya pun selalu berseri.